Selasa, 15 Maret 2016

Panorama Menakjubkan Dibalik Gaharnya Gunung Api Aktif "Krakatau"



Gunung Anak Krakatau (GAK) merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Gunung yang terbentuk akibat erupsi bawah laut sejak 1927 sampai 1930 tersebut kini menjadi magnet pariwisata bagi wisatawan domestik dan luar negeri. Tak hanya menawarkan megahnya pemadangan gunung berapi tetapi wisatawan juga diajak menikmati keindahan bawah laut yang memesona.
Sebagai warisan dunia, Gunung Anak Krakatau memang memiliki satu keistimewaan yang tidak dimiliki gunung lain yang ada di Indonesia. Pasalnya, gunung berapi ini sejatinya bukan tujuan wisata. Gunung Anak Krakatau tercatat sebagai cagar alam warisan dunia yang harus dilindungi. Pengunjung harus mendapatkan izin khusus sebelum bisa menjejakkan kakinya di GAK. Tidak mudah mendapatkan izin khusus berupa Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang bisa didapatkan di Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA Lampung). Belum lagi, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan sebagai bentuk donasi pengunjung sebagai partipasi upaya pelestarian cagar alam ini yang berkisar mulai dari Rp 1.000.000.
"Untuk ke (Gunung) Anak Krakatau pengunjung memang harus sudah mengantongi izin khusus dulu dari BKSDA. Walau sulit, tapi setiap pekannya selalu ada saja pengunjung yang datang dan treking ke kepunden Gunung Anak Krakatau. Mau orang lokal atau bule," ungkap Ikbal Polisi Hutan yang bertugas berjaga di GAK saat ditemui di sela acara Tur Krakatau, Festival Krakatau XXV, Sabtu (29/8) silam.
Meski bukan merupakan destinasi wisata, treking dengan izin super sulit di Gunung Anak Krakatau memang menjadi aktifitas primadona para pengunjung. Pasir hitam di pesisir pantai pulau vulkanik ini menawarkan kecantikan tersendiri yang tidak dapat disandingkan dengan pantai manapun. Namun anda jangan berharap dapat bisa bermain-main dengan air lau dan ombak di pantai Gunung Anak Krakatau. Lokasi Gunung Anak Krakatau yang berada di tengah Laut Sunda cukup dikenal dengan ombak besar dengan arus yang kuat. Sehingga aktifitas pantai, amat tidak disarankan oleh polisi hutan setempat.
Alhasil, satu-satunya kegiatan yang dapat pengunjung lakukan di Gunung Anak Krakatau adalah treking sepanjang lereng Gunung Anak Krakatau . Kegiatan trekking rasanya akan cukup menantang bagi anda yang hobi mendaki gunung atau wisatawan umum. Sebab kontur tanah yang berpasir di sepanjang jalur pendakian menjadi tantangan tersendiri yang harus ditaklukan.







sumber: tribunlampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar