Nama
Tanjah Anjah dikenal karena disana terdapat areal hutan lindung, yakni hutan
Tanjah Anjah Desa Sekaroh. Hutan ini menjadi sorotan media karena masih tersisa
persoalan, yaitu sengketa lahan antara pemerintah daerah dengan investor luar
daerah yang diduga ditunggangi warga asing. Dimana ketika pemkab membangun
sekitar 80 unit rumah untuk pemukiman warga, kemudian kelompok pendukung
investor merobohkan bangunan tersebut. Namun lepas dari persoalan itu, hutan
Tanjah Anjah sesungguhnya memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat di
wilayah itu.
Daya tarik Pantai Tanjah Anjah selain menampilkan panorama alami
yang memukau, juga pemandangan di wilayah pantai dan gili benar-benar
memberikan nuansa unik yang jarang ditemui di tempat lain. Garis pantai yang
dikelilingi hutan dan bukit menyajikan wisata alam yang menyejukkan bagi
pengunjung. Demikian pula hamparan pasir pantai yang cukup luas, bersih dan
berwarna pink benar-benar dapat dinikmati dengan sempurna. Pasir pink berbentuk
biji merica itu berpadu dengan warna pink karang laut yang dapat dilihat di
balik kebeningan airnya. Campur tangan antara pemkab dan pengelola lokal dalam
mempercantik lokasi pantai ini memberikan nuansa yang nyaman untuk tempat
bersantai bersama keluarga, kerabat dan orang-orang tersayang.
Sebagaimana pantai lainnya, di sini pun berbagai aktifitas
dapat dilakukan dengan leluasa, terutama untuk mandi dan berenang, berjemur,
berselancar maupun bersnorkling mengelilingi garis pantai mengitari bukit-bukit
yang menyajikan pemandangan indah pada tebing-tebing yang dihempas ombak tiada
henti. Ombak laut di kawasan Pantai Tanjah Anjah relatif tenang dan nampak
datar, karena sebagian besar ombak tersebut pecah di tengah lautan, untuk
kemudian mendorong riak-riak kecil menuju tepian pantai. Sebuah pemandangan
yang tidak kalah indahnya.
Mengunjungi
pantai ini tidak terlalu sulit, karena ia bisa ditemui sepaket dengan beberapa
pantai di dekatnya. Disini sudah tersedia berugaq-berugaq untuk tempat berteduh
setelah lelah berjemur, atau juga sebagai tempat masyarakat setempat menjajakan
makanan dan minuman ringan kepada setiap pengunjung. Tersedia juga penyewaan
perahu oleh nelayan setempat bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan
keliling pantai atau menelusuri tebing-tebing, dan bahkan jika pengunjung
hendak mengitari Gili Sunut yang terkenal dengan budidaya mutiara dan lobster
itu. Karena di sekitarnya sudah banyak penduduk yang bertempat tinggal,
termasuk juga penduduk yang tinggal di Gili Sunut, maka pengunjung dapat
berinteraksi dengan mereka. Tak menutup kemungkinan transasksi pun dapat
dilakukan untuk sekedar menikmati kelapa muda, membakar ikan segar maupun
membeli lobster ketika musim panen telah tiba.
website: pemkablomboktimur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar